Mewujudkan Visi Kota Tasikmalaya

Mewujudkan visi kota tasikmalaya

Pertama kali datang ke Kota ini pada pertengahan tahun 2001, yang menjadi top of mind adalah Tasikmalaya Kota yang sangat religius. Kesimpulan tersebut didasarkan pada dua fakta yang penulis saksikan. Yang pertama hampir semua perempuan Tasikmalaya menggunakan hijab. Yang kedua hampir di setiap gang ada pesantren/madrasah. Sehingga itulah yang membuat penulis kepincut menimba ilmu di Kota Tasikmalaya.

Sebuah kota yang berada di sebelah selatan Jawa Barat dan dikelilingi oleh Kabupaten Tasikmalaya dengan dasar hukum pendirian yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya yang memiliki luas wilayah administratif 18.422 ha dengan 10 kecamatan dan 69 kelurahan sangat menarik untuk penulis kupas. Pasca perhelatan Pemilu dan Pilpres, kini, masih ditahun 2024 akan dihelat sebuah kontestasi politik yaitu pilkada serentak di seluruh Indonesia sebanyak 545 daerah termasuk di Kota Tasikmalaya. Pilkada yang dilakukan untuk keempat kalinya ini menjadi momentum sah dan legitimate untuk mengembalikan Kota Tasikmalaya seperti yang dalam tinjauan penulis tahun 2001, yaitu religius. Saat ini pemerintah Kota Tasikmalaya dengan DPRD Kota Tasikmalaya sedang membahas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk 20 tahun mendatang dengan  draft visinya adalah Religius, Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan.

Menurut data dari BPS tahun 2021 yang penulis dapatkan, positioning kota Tasikmalaya yang didasarkan pada Human Development Index (HDI) saat ini menunjukan ada potensi yang besar untuk terwujudnya visi diatas. Sebagai contoh data Pendidikan di Tasikmalaya diatas Provinsi Jawa Barat dengan RLS (rata-rata lama sekolah) yaitu sebesar 9,53 tahun, Usia Harapan Hidup (UHH) 72,36 dan daya beli masyarakat atau pertumbuhan ekonomi sebesar 5,96%.

*Religius*

Aspek religius dalam visi Kota Tasikmalaya sangat penting dan strategis karena mencerminkan identitas kota sebagai pusat budaya, sejarah dan religi di Jawa Barat. Penduduk Kota Tasikmalaya yang mayoritas beragama Islam dengan prosentase 99,6% dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari, maka tak salah jika Kota Tasikmalaya dikenal dengan kota santri dengan jumlah pesantren sebanyak 266 pondok pesantren. Oleh karena itu, pembangunan kota harus selalu mempertimbangkan aspek religius, seperti pembangunan fasilitas ibadah yang memadai, penyelenggaraan acara-acara keagamaan, dan pengembangan pendidikan berbasis Islam. Akan tetapi agar visi religius ini tidak sekedar slogan, serta setiap ummat beragama komitmen dalam menjalankan ajaran agamanya, maka indikator religius harus merujuk pada : pertama, pengaruh agama dalam keputusan hidup haruslah dominan, kedua, peningkatan terhadap pemahaman dan pelaksanaan beragama sehingga tercipta suasana keberagaam yang kondusif (tadayyun sya’bi), ketiga, partisipasi aktif masyarakat dalam setiap kegiatan keagaamaan, keempat, pelaksanaan moral dan etika dalam kehidupan sehari hari. Jika keempat indikator ini bisa dicapai maka, berbagai permasalahan di Kota Tasikmalaya  seperti kemiskinan, ketimpangan atau koefisien gini, layanan publik, permasalahan sampah, geng motor, sampai masalah korupsi, yakin akan bisa ditangani.

Maju

Kemajuan dalam visi ini harus berfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pembangunan ekonomi, infrastruktur, dan teknologi. Pemerintah Kota Tasikmalaya harus berupaya meningkatkan daya saing ekonomi dengan mendukung sektor-sektor unggulan seperti industri kerajinan (batik, sandal, kelom, bordir), optimalisasi destinasi wisata kuliner dan perdagangan. Infrastruktur Kota Tasikmalaya juga harus terus dikembangkan, dengan pembangunan fasilitas umum yang berkualitas dan terawat, serta pengembangan transportasi umum yang lebih baik. Selain itu, penerapan teknologi dan inovasi harus menjadi perhatian utama untuk mendorong transformasi digital di berbagai sektor. Smart city yang pernah dikembangkan sebelumnya harus terus ditingkatkan guna mendukung fasilitas layanan pemerintahan, pendidikan, kesehatan dan aktifitas bisnis masyarakat. Penulis membayangkan, adanya smart and command room yang bisa memantau setiap sudut kejadian yang terjadi di Kota Tasikmalaya seperti dalam film-film. 😊😊😊

Sejahtera

Kesejahteraan masyarakat merupakan prioritas utama dalam visi setiap daerah. Pun  pemerintah Kota Tasikmalaya kedepan harus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai program sosial dan ekonomi. Upaya-upaya ini mencakup peningkatan akses layanan kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial. Program pengentasan kemiskinan dan peningkatan lapangan kerja juga menjadi fokus penting. Pemerintah harus berupaya memastikan setiap warga Kota Tasikmalaya dapat merasakan manfaat pembangunan dan memeroleh kesempatan yang adil untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Upaya mensejahterakan masyarakat tidak hanya dalam upaya taktis penanganan inflasi seperti memperbanyak operasi pasar, tapi harus dirancang program yang sangat strategis, dengan impact yang jelas dan terukur seperti :

  1. Pengembangan ekonomi dalam bentuk perluasan lapangan kerja, pelatihan keterampilan, dan akses permodalan untuk UMKM;
  2. Pemberdayaan Masyarakat dalam bentuk akses informasi, dukungan kondusifitas lingkungan dan lain sebagainya;
  3. Pengurangan ketimpangan (koefisien gini).  Yang menurut data BPS tahun 2021 masih fluktuatif selama 12 tahun terakhir ini di angka 0,393.

Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah komponen kunci dalam visi Kota Tasikmalaya. Pemerintah harus berupaya untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Inisiatif-inisiatif hijau seperti penghijauan kota, pengelolaan sampah yang lebih efektif, dan konservasi sumber daya alam harus dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu, program-program edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup juga harus semakin gencar dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat bahkan bila perlu masuk kedalam kurikulum Pendidikan di sekolah. Jangan sampai banyak penambangan pasir atau galian C di kota Tasikmalaya yang illegal dan dibiarkan begitu saja.

Visi “Religius, Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan” Kota Tasikmalaya semoga mencerminkan aspirasi masyarakat secara luas untuk menjadikan kota ini, tidak hanya maju secara ekonomi tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan (religiusitas), memastikan kesejahteraan masyarakat, dan berkomitmen terhadap pembangunan yang berkelanjutan. Dengan berbagai program dan kebijakan yang mendukung visi ini, Kota Tasikmalaya diharapkan dapat menjadi contoh kota yang harmonis dan progresif di Indonesia bahkan dunia. Dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat sangat penting untuk mewujudkan visi besar ini, sehingga Kota Tasikmalaya dapat terus berkembang dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh warganya. Partisipasi aktif ini mari kita mulai dengan terlibat dalam proses pemilihan pilkada serentak pada 27 Nopember 2024 mendatang. Banyaknya kandidat yang muncul dan mendaftar ke beberapa partai politik penulis berfikiran positif bahwa cadangan keras (iron stock) kepemimpinan di Kota Tasikmalaya sangat melimpah dan menjadi kekuatan (strength) untuk mewujudkan visi tersebut.  Lalu, apakah pada pilkada serentak tahun 2024 akan terpilih pemimpin sejati yang bisa menjadikan Kota Tasikmalaya menggapai visi yang sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat Al Quraisy yaitu pertama, falya’budu rabba hadzal bait (religius), kedua, alladzi ath’amanahum min ju’in (sejahtera), ketiga, wa amanahum min khauf (aman damai). Penulis teringat sebuah syair yang dilantunkan Ustadz Ahmad Syaikhu saat pilgub tahun 2018 bahwa kemajuan memimpin sebuah wilayah atau daerah, yaitu menghasilkan :

Jalan-jalanna laleucir
Rizkina gampil diangkir
Beuteung rahayat baluncir
Rahayatna gampil diajak mikir
Sareng tenang berdzikir

Wallohu’alam bishowab

Oleh : Agus Sugiarto
Direktur Green Watch Tasikmalaya
Sekretaris DPD PKS Kota Tasikmalaya

Tentang Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tulisan Terkait